Berhenti mencapai hal yang di inginkan saat semua harapan berada tepat di depan, sering dan cap kali di sia-siakan. Entah apa yang terjadi, keinginan untuk membiarkan diri dalam kesenyapan dan kehampaan menjadi satu kebodohan yang di lakukan. Bingung akan rasa ini, tapi entah apa yang bisa menghalangi diri dari rasa ini.
Semakin bertumbuh, semakin takut rasanya untuk melihat kedepan dan lebih leluasa rasanya melihat kebelakang dengan momen-momen yang mengerikan dan menyedihkan. Oh apakah yang terjadi ini?
Nestapa diri ini menelanku perlahan, dan melahapku dengan senyuman. Sampai kapan harus menghapus mimpi ini? Sudah leluasanya diri ini tidak menyadari dan memilih memejamkan mata untuk melihat refleksi dirinya yang kian hari kian entah hilang arah.
Oh, nestapa. Keliru kah diri ini dalam menjalankan segala perlikuan kancah kehidupan sehingga pantas menerima kekosongan yang sudah sampai rasa bisa diresapi ini, sampai menyukainya pun bisa kujalani. Apakah karsa ku berakhir seperti ini, serta rasa apa ini yang acap kali memalingkan kehidupan yang selama ini kudambakan sirna harapan?
Kiranya diri ini memang nestapa dan sirna adanya, mohonku sisakan sedikit rasa yang bisa kunikmati dalam perjalanan hari kian hari. Kuharap tak tergerus pengabdian ini terhadap nestapa yang melahapku dengan seksama. Sudahlah, bagiku pun ini sudah menghancurkan semuanya. Apa yang bisa dilakukan ya?
Satu Quote yang selalu memberikan secarik kehidupan kudapatkan dari sebuah pertontonan dalam fiksi yang dikemas sebaik mungkin yakni “Oasis” — Kenapa kita harus makan? pada ujungnya juga akan mati. Jika benar di sepakati renungan akan sedikit mengeritkan dahi. Berati untuk apa manusia hidup, pada ujungnya juga mati. Apakah pemahaman ini berati kita berhenti saat kita mengetahui akhir dari kisah seri diri?
Jawaban pasti yang di dapati yakni, tentu tidak sebegitunya. Jika dipahami dengan tidak menyelami, diri akan mati dan perlahan di nikmati kepelikan yang membuat kemenarikan perjalanan indah ini terlenakan. Jadi pahamilah bahwa hidup untuk mati memang benar adanya tapi tidaklah diterapi sepenuhnya, maka hentilah langkah kaki ini sampai disini dan lupakan semua pelita yang diharapi.
Originally published at https://medium.com on March 24, 2023.